Semua berawal dari kegelisahan saat Pandemic COVID-19 dengan segala keterbatasannya, di antara beton dan hiruk-pikuk kota, kami memilih untuk menanam harapan. Lahan tidur dengan total seluas 912 m2 di kawasan Arcamanik, Kota Bandung menjadi awal mula gerakan kami di tahun 2020. Uniknya, karena berada di tengah kota, lahan tidur yang kami bangunkan menjadi kebun pangan produktif bukan berupa lahan yang terhampar luas seperti di daerah rural, tapi berpetak-petak di tiga titik lokasi yang berbeda namun tetap berdekatan. Sebagain lahan yang kami kelola merupakan lahan milik pribadi dan sebagian lainnya berada dibawah SUTT milik Pemerintah Kota Bandung. Sudah 4 tahun bergulir, ada banyak suka dan duka yang didapatkan menjadi pembelajaran bermakna bagi kami.
Perjuangan kami membangunkan lahan tidur menjadi kebun produktif masih berlanjut, kini di tahun 2025, Seni Tani kembali membangunkan lahan tidur seluas 1700m2 di kawasan Cigadung, Kota Bandung.
Kami bercita-cita untuk mendekatkan warga kota ke lingkungan dan alam yang asri. Anak-anak, remaja, hingga orang dewasa bisa belajar langsung dari alam tanpa harus jauh ke desa. Harapannya berkebun bersama dapat menciptakan ruang kolaborasi dan memperkuat rasa kebersamaan antar warga kota. Selain itu, dengan berkebun di tengah kota, kita bisa dekat dengan sumber makanan kita.
Kami ingin menciptkan perubahan yang lebih dalam dan berkelanjutan, bukan hanya dari sisi hasil panen, tapi juga dari cara kita memulihkan tanah, membangun komunitas, dan menghidupkan kembali hubungan warga kota dengan alam.
Di kota, lebih dari 50% sampah rumah tangga adalah sampah organik (sisa makanan, sayur layu, kulit buah,sampah halaman). Tapi alih-alih kembali ke tanah, mereka berakhir di TPA, membusuk tanpa manfaat, menghasilkan gas metana dan mencemari lingkungan. Kami percaya kota bukan hanya tempat konsumsi, tapi juga bisa menjadi ruang produksi dan pemulihan. Mengompos sendiri dengan memanfaatkan sampah halaman dan sisa makanan adalah usaha kami untuk memulihkan dan memberikan kehidupan untuk tanah kota yang selama ini mati dan tandus.
Masyarakat kota sering hanya kenal beberapa jenis sayur. Dengan menanam banyak jenis, kami ingin membuka akses terhadap pangan lokal yang variatif, sehat, dan penuh gizi. Selain itu, tanaman yang beragam saling melindungi dari hama dan penyakit, menghasilkan ekosistem yang sehat dan regeneratif.
Kebun ini bukan hanya tentang menanam sayur mayur, ini tentang pertemuan. Menjadi ruang dialog, ruang belajar, dan ruang penyembuhan.
Dokumentasi Biblio Little Library Pustakalana
Foto oleh: Ady Nura (2025)
Dokumentasi kegiatan Ngebun Seru Yuk!
Foto oleh: Ady Nura (2025)
Dokumentasi kegiatan Kebun Komunal
Foto oleh: Ady Nura (2025)
Dokumentasi kunjungan dari FAO Indonesia
Foto oleh: Mentari Alwasilah (2024)
Dokumentasi kegiatan Kebun Gembira
Foto oleh: Mentari Alwasilah (2023)
Dokumentasi Kebun Rugby
Foto oleh: Vania Febriyantie (2023)
Dokumentasi greenhouse
Foto oleh: Anggieta Kustina (2022)
Dokumentasi kegiatan Pelatihan Tani Bestari
Foto oleh: Vania Febriyantie (2022)
Dokumentasi lasagna compost
Foto oleh: Vania Febriyantie (2021)
Dokumentasi kebun komunal
Foto oleh: Mentari Alwasilah (2021)